Sejarah, Founding Fathers, dan Apa Itu BMCC?
Brawijaya Moot Court Community
Brawijaya Moot Court Community (“BMCC”) adalah Lembaga Otonom di bawah naungan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang bergerak di bidang Peradilan Semu.
BMCC aktif sebagai Komunitas Peradilan Semu sejak tahun 2014 hingga sekarang. Dalam kegiatannya di bidang peradilan semu, BMCC telah mengikuti berbagai National Moot Court Competition (“NMCC”) yang diselenggarakan di Indonesia. Tidak hanya itu, BMCC bergabung ke dalam Himpunan Komunitas Peradilan Semu Indonesia (“HKPSI”). Pendalaman materi mengenai praktik peradilan adalah hal yang menjadi pokok bahasan dalam kegiatan BMCC.
Dalam menjalan roda keorganisasian, BMCC memiliki visi, misi, tujuan, dan segala ketentuan penting yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. Selain itu, BMCC memiliki pengurus yang disebut dengan “Mooters Army”.
Kini BMCC memiliki lebih dari 500+ anggota dan alumni, serta meraih berbagai prestasi setiap tahunnya.
SEJARAH
1990-an
FH UB pertama kali mengikuti perlombaan peradilan semu, yang diikuti oleh mahasiswa/i berkeinginan untuk mengikuti perlombaan peradilan semu. Perkumpulan ini sempat tidak berjalan beberapa tahun.
2009
Kemudian, terbentuk Bruidschaf FH UB, yang ditandai dengan mengikuti NMCC Piala Jaksa Agung Univ. Pancasila, yang diikuti oleh Lary, Irfan Maulana, dkk. Namun, Bruidschaf kembali tidak berjalan selama beberapa tahun.
2014
Pada 12 Desember 2014 lahir Komunitas Peradilan Semu Fak. Hukum Univ. Brawijaya (KPS FHUB) sebagai Lembaga Semi Otonom di FH UB. Berdirinya KPS FH UB dipelopori berkat dukungan founding fathers yang telah mengikuti berbagai perlombaan peradilan semu dan ingin membangun lembaga yang menaungi itu.
2015
Pada 9 Desember 2015, KPS FH UB memproklamasikan diri menjadi Lembaga Otonom dan berganti nama menjadi Brawijaya Moot Court Community (BMCC).
Founding Fathers
Berdirinya Brawijaya Moot Court Community pada tahun 2014 tidak bisa dipisahkan atas jasa para founding fathers, yakni Rista Choirun Nisaq (2013), Stefanus Karmel (2013), Destra Panca Syahputra (2013), Handayani Putri Syahril (2013), Fanny Nadia (2013), Vannia Isyrofi (2014) dan juga Shinta Sriwijaya (2014).